Raja Midas

Senin, 08 Agustus 2016

| | | 0 komentar
Dahulu kala, hiduplah seorang raja bernama Midas. Raja Midas mempunyai seorang puteri bernama Marigold.

Raja Midas sangat kaya. Banyak orang mengatakan bahwa raja Midas memiliki emas yang lebih banyak dari raja-raja lainnya.

Satu ruangan di istananya penuh berisi barang-barang dari emas. Raja Midas menjadi seorang yang tamak. Ia makin menyukai emasnya dan berusaha mengumpulkan emas lebih banyak lagi.

Raja Midas suka mengurung diri di ruangan penyimpanan emasnya untuk mengagumi dan menghitung emasnya. Ia bahkan sering tidak memperhatikan puterinya, Marigold.

Pada suatu hari, seperti biasa Midas sedang menghitung emasnya. Tiba-tiba muncul seorang peri di depannya. Wajah peri itu bersinar. Ia mempunyai sayap dan sebuah tongkat kecil.
“Midas,” kata peri itu. “Kau adalah orang terkaya di dunia ini. Tidak ada raja lain yang memiliki emas sebanyak kamu.” Peluang mendapat uang tambahan, mudah dan murah Klik di sini

“Oh, mungkin itu benar,” kata raja Midas, “Tapi aku ingin memiliki emas lebih banyak lagi. Emas adalah benda yang paling berharga di dunia.”

"Apakah kamu yakin?” tanya peri.

"Sangat yakin, tidak ada yang lebih berharga dari emas", kata raja
“Aku punya hadiah untukmu," kata peri.
'Kalau aku dapat mengabulkan satu permintaanmu, “ kata peri. “Apakah kamu akan minta emas?”

"Kalau aku hanya memiliki satu permintaan,” kata raja. “Aku akan minta, semua benda yang kusentuh berubah menjadi  emas.”

"Permintaanmu akan dikabulkan,” kata peri. Ujung tongkat kecilnya bercahaya. “Besok  pagi pada saat matahari terbit. Semua  benda yang kausentuh akan berubah menjadi emas. Tapi aku peringatkan, permintaan ini tidak akan membuatmu bahagia.”

“Aku mengerti," kata raja. "Aku siap menanggung akibatnya. Lagi pula, tak mungkin aku tidak bahagia bila dapat mengubah apa pun menjadi emas hanya dengan menyentuhnya."
Malam itu raja Midas sulit tidur. Ia sangat senang membayangkan dapat mengubah semua benda yang disentuhnya menjadi emas. Emasnya akan menjadi makin banyak. Mungkin ia perlu membangun satu gudang emas lagi.
Akhirnya raja Midas tertidur. Pagi-pagi sekali ia sudah bangun. Ia ingin segera membuktikan janji sang peri kepadanya.
Matahari sudah terbit. Raja Midas mencoba menyentuh tempat tidurnya dengan tangannya. Wow, tempat tidur kayu berukir itu berubah menjadi emas. Ia menyentuh meja dan kursi. Seketika meja dan kursinya berubah menjadi emas murni.

Raja Midas sangat gembira. Ia berlari mengelilingi kamarnya dan menyentuh semua benda yang dilihatnya. Semua menjadi emas yang berkilauan.

Raja tiba-tiba merasa lapar. Ia segera pergi ke ruang makan. Ia mengambil segelas air. Air itu bersama dengan gelasnya berubah menjadi emas. Ia tidak bisa minum.
Raja mengambil roti. Ia juga mengambil buah apel yang segar. Tapi tak ada yang bisa dimakannya. Semuanya berubah menjadi emas.

Tiba-tiba Marigold lari masuk ke ruang makan. “Ayah!” Gadis kecil itu lari menghampiri raja. Raja Midas berusaha untuk tidak menyentuh puterinya, tapi Marigold memegang tangan sang ayah. Seketika gadis kecil itu berubah menjadi patung emas.


“Puteriku..., apa yang telah kulakukan?” raja Midas sangat sedih. Ia menangis memanggil peri yang telah memberinya kemampuan mengubah benda menjadi emas. 

Terjadinya Pulau Timor

| | | 0 komentar


Dahulu kala hiduplah seorang anak laki-laki dari sebuah keluarga nelayan. Pada suatu hari anak itu diajak ayahnya pergi ke laut untuk mencari ikan. Setelah mendapat cukup banyak ikan, mereka kembali ke pantai.

Sembari menunggu ayahnya sedang memilah-milah ikan tangkapan mereka, anak laki-laki itu berjalan-jalan dan bermain di pantai. Ia menemukan seekor anak buaya yang hampir mati karena sinar matahari yang sangat terik. Iba hati anak itu melihat buaya kecil yang lemas itu. Diberinya buaya itu minum. Kemudian ia membawa buaya itu pulang untuk dirawat.

Beberapa hari kemudian, buaya itu sudah lebih kuat. Sejak itu tiap hari mereka bermain bersama. Ketika buaya itu sudah agak besar, ia sering membawa anak nelayan itu berjalan-jalan. Ia juga sering membawa anak itu berenang di laut.

Persahabatan mereka terus berlanjut hingga keduanya dewasa. Anak itu tumbuh menjadi seorang pemuda yang kemudian menikah dan mempunyai anak-anak. Sementara buaya sahabatnya menjadi seekor buaya raksasa.

Pada suatu hari, buaya itu membawa sang pemuda berenang di laut. Sampai di tengah laut Timor, buaya itu merasa bahwa ajalnya sudah dekat. Ia berhenti berenang dan berkata, “Sahabatku, kau sangat baik hati. Aku bisa hidup sampai sekarang karena kebaikanmu. Sekarang aku akan mati. Bawalah keluarga dan anak cucumu tinggal di atas tubuhku.”  


Kemudian buaya itu mati. Tubuhnya berubah menjadi sebuah pulau. Kepalanya ada di Kupang dan ekornya ada di Timor Leste. Punggungnya yang bergerigi menjadi pegunungan di sepanjang pulau itu. Pulau itu disebut pulau Timor.

Balapan Katak dan Kepiting

| | | 0 komentar



Pada suatu malam bulan purnama, seekor katak bertemu seekor kepiting di tepi sungai.
Pasir di tepi sungai itu tampak indah sekali di bawah cahaya bulan.

“Hai, katak. Indah sekali malam ini.”

“Benar! Seperti di siang hari ya? Bagaimana kalau kita balapan?” kata katak. 

“Ayo!” jawab kepiting. "Kita balapan sampai akar pohon itu ya?”

“Tapi... kau mungkin dapat lari cepat sekali, dan aku akan kalah,” kata katak.

“Begini saja,” kata kepiting. “Kau naik ke punggungku, sehingga kau dapat melihat seberapa cepat aku lari. kemudian saat kau lari aku naik di punggungmu.”

Kepiting bersiap-siap lari. Katak naik ke punggungnya. Kepiting lari secepat-cepatnya ke pohon yang sudah mereka sepakati. 

Sekarang giliran katak. Ia melompat tinggi sekali sambil berteriak, “Aku bisa lari secepat angin sambil melompat setinggi bulan. Jangan melihat ke bawah, nanti kau bisa pusing. Dan berpeganganlah erat-erat.”

“Oh, katak,” kata kepiting, “kau lari cepat sekali sehingga aku hampir pingsan karena pusing.”

“Sekarang kau tahu, aku lari lebih cepat darimu,” kata katak. Peluang bisnis modal murah, cara mudah Klik di sini

Ketika turun dari punggung katak, kepiting melihat bahwa mereka berada di tempat mereka memulai balapan. Baru ia sadar bahwa katak tidak berlari sama sekali. Ia hanya melompat ke atas dan turun lagi di tempat yang sama. Katak curang!

Katak menjadi marah, “Kau tidak lari! Kau melompat tinggi ke atas, membuatku percaya kau lari jauh!”


Kepiting menjepit pinggang katak dengan capitnya. Sampai sekarang, pinggang katak bengkok karena jepitan kepiting.